Home Pelajaran Bagaimana Respons Otot Terhadap Olahraga?

Bagaimana Respons Otot Terhadap Olahraga?

180
0
Bagaimana Respons Otot Terhadap Olahraga?
Bagaimana Respons Otot Terhadap Olahraga?
Bagaimana Respons Otot Terhadap Olahraga?

Otot terdiri dari sel-sel yang panjang, tipis, disebut serabut otot. Tetapi otot berbeda dalam apa yang dilakukan dan cara melakukannya. Ketika mengerut, otot memproduksi asam yang disebut asam laktat. Asam ini seperti racun, dengan pengaruh membuat tubuh merasa lelah, dengan membuat otot merasa lelah. Bila asam laktat dihilangkan dari otot yang lelah, otot berhenti merasa lelah dan kamu dapat segera melanjutkan kerja lagi!

Tetapi, tentu saja, asam laktat tidak dihilangkan secara normal ketika kamu berolahraga dan berbagai racun dihasilkan ketika otot aktif. Semua senyawa kimia ini dibawa dalam darah ke seluruh tubuh dan menyebabkan kelelahan di seluruh tubuh, terutama dalam otak. Jadi, merasa lelah setelah olahraga benar-benar merupakan hasil dari semacam peracunan internal.

Akan tetapi, tubuh perlu merasa lelah sehingga ada keinginan untuk istirahat. Selama istirahat produk sisa dibuang, sel-sel kembali menjadi kuat, sel-sel saraf dari otak “terisi kembali tenaganya” dan persendian mengganti pasokan cairan pelumas yang telah digunakan. Jadi, walaupun olahraga baik untuk tubuh dan otot—istirahat juga sama pentingnya!

Catatan fakta

Lutut adalah contoh persendian yang memikul beban. Di ujung tulang terdapat bantalan berupa tulang rawan untuk melindunginya dari dampak hentakan. Keausan diminimalkan oleh pelumas yang disebut cairan sinovial.

5 Tips Tetap Olahraga Saat Puasa Demi Tubuh yang Bugar

Dikutip dari HalloSehat, Banyak orang yang tetap melakukan olahraga untuk menjaga kondisi tubuhnya tetap bugar di bulan Ramadan. Selain itu, juga ada atlit yang tetap melakukan latihan di bulan Ramadan untuk persiapan kompetisi. Olahraga memang membawa pengaruh positif pada tubuh, antara lain untuk menjaga tubuh tetap bugar dan sehat. Namun, bagaimana cara menjalankan olahraga yang baik di bulan Ramadan? Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan?

1. Waktu olahraga

Pertama yang harus diperhatikan adalah waktu melakukan olahraga. Tidak disarankan untuk melakukan olahraga di saat waktu puasa.

Seperti yang dilansir dari thenational dan islamicity, olahraga sebaiknya tidak dilakukan saat berpuasa karena saat puasa perut dalam keadaan kosong. Waktu terbaik untuk melakukan olahraga di bulan Ramadan adalah pada saat setelah berbuka, karena setelah berbuka tubuh mendapatkan energinya kembali dari makanan dan minuman.

Namun, ada juga yang beranggapan bahwa waktu terbaik melakukan olahraga adalah pada saat menjelang berbuka puasa. Seperti yang dilansir dari Kompas.com, dr. Saptawati Bardosono mengatakan bahwa olahraga sebaiknya dilakukan 30-60 menit menjelang berbuka karena mendekati waktu makan.

Hal ini sepertinya sah-sah saja tergantung dari kebugaran setiap individu. Ada orang yang mampu melakukan olahraga saat berpuasa dan ada juga yang tidak tergantung dari kebiasaan orang tersebut melakukan olahraga. Yang terpenting adalah setelah melakukan olahraga, Anda tidak merasa lemas, pusing, atau bahkan pingsan. Kenali tubuh Anda sendiri!

2. Olahraga yang baik dilakukan saat puasa

Selanjutnya yang harus Anda perhatikan adalah jenis olahraga. Lakukan jenis olahraga yang biasa Anda lakukan seperti biasanya. Namun, sebaiknya lakukan jenis olahraga intensitas ringan sampai sedang, seperti berjalan, jogging, dan bersepeda. Disarankan untuk tidak mencoba intensitas olahraga yang lebih tinggi dari yang biasa Anda lakukan karena ditakutkan tubuh tidak mampu melakukannya.

3. Asupan makanan yang diperlukan

Saat Ramadan, tubuh diberi waktu dua kali untuk makan, yaitu saat sahur dan berbuka puasa (waktu maghrib). Waktu makan di bulan Ramadan agak berubah dibandingkan dengan hari biasanya.

Selain itu, porsi makan mungkin juga dapat berubah. Namun, usahakan untuk tetap memakan makanan dalam jumlah yang sama seperti hari biasanya, tidak berlebih dan juga tidak kekurangan, dan juga makan beragam makanan yang mengandung zat gizi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh.

Karbohidrat merupakan energi utama bagi tubuh. Karbohidrat dapat mengembalikan kadar glukosa darah yang menurun saat berpuasa. Makan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks dan serat (yang memiliki indeks glikemik rendah) diperlukan karena membantu melepaskan energi secara perlahan sehingga energi dalam tubuh tidak cepat habis.

Memakan makanan yang mengandung indeks glikemik rendah pada saat berbuka puasa bertujuan untuk meningkatkan cadangan karbohidrat, sedangkan jika mengonsumsi makanan yang mengandung indeks glikemik tinggi, maka kadar gula darah akan cepat meningkat tetapi akan cepat habis juga.

Konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat tinggi saat berbuka puasa untuk memaksimalkan cadangan glikogen otot dan kemudian konsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi saat sahur untuk memperlambat pencernaan sehingga perut tidak cepat kosong.

Ini merupakan strategi untuk mengurangi perasaan cepat lapar selama berpuasa dan juga mempertahankan energi sampai olahraga dimulai.

Selain karbohidrat, protein juga sangat diperlukan tubuh. Makanlah makanan yang mengandung protein tinggi, seperti ikan, daging, dan telur. Protein merupakan zat yang diperlukan untuk pertumbuhan dan juga sebagai zat pembangun. Protein membantu memulihkan dan memperbaiki sel-sel otot yang rusak ketika berolahraga.

4. Banyak minum

Dehidrasi dapat terjadi saat berolahraga apalagi dilakukan pada saat cuaca panas. Sehingga untuk mencegah hal ini terjadi, asupan cairan ke dalam tubuh harus diperhatikan. Asupan cairan yang disarankan adalah 1,5-2 liter per hari.

Selain itu, Anda juga disarankan untuk membatasi melakukan aktivitas fisik di siang hari untuk mencegah dehidrasi. Melakukan olahraga yang mengeluarkan banyak keringat di siang hari saat puasa dapat menyebabkan dehidrasi karena cairan tubuh hilang melalui keringat.

5. Perhatikan juga lama tidur

Untuk menjaga tubuh tetap prima saat bulan Ramadan, waktu tidur harus cukup. Orang dewasa memerlukan waktu tidur sekitar 7-9 jam per hari. Waktu tidur yang kurang dapat mempengaruhi kinerja tubuh. Tidur siang mungkin kadang diperlukan untuk mempertahankan kondisi tubuh tetap sehat.

Salam

Previous articleBagaimana Otot Dapat Bekerja Berpasangan?
Next articleBagaimana Kita Mendengarkan Sesuatu?
Content.id adalah media belajar bersama untuk membangun negerisalam https://content.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here