
Content.id – Bagaimana Luka Potong dan Luka Lecet Dapat Sembuh dengan Sendirinya? Ketika kita mengalami luka tersayat atau lecet, tubuh mampu menyembuhkan dirinya sendiri. Ketika terjadi luka di kulit, keping-keping darah (trombosit) dalam darah berkumpul di tempat luka untuk membentuk gumpalan darah sementara. Ini biasanya terjadi segera setelah luka bersentuhan dengan udara. Gumpalan ini dengan cepat menyumbat luka.
Sel-sel darah putih berkumpul di sekitar tempat luka untuk membunuh kuman yang menyerbu masuk, membantu mencegah infeksi.
Sel-sel baru akhirnya tumbuh ke dalam luka menggantikan jaringan yang rusak. Untuk luka kecil atau lecet, proses ini biasanya memerlukan waktu beberapa hari. Tidak lama kemudian bagian yang menggumpal, yang membantuk keropeng, tanggal dan di bawahnya terlihat kulit baru yang bersih. Kadang-kadang kita melindungi luka lecet dan luka kita dengan plester, sementara tubuh kita menangani proses perbaikan.
Catatan fakta
Sel memerlukan makanan, oksigen, dan air untuk dapat bertahan hidup. Makanan dan air disediakan oleh darah dan cairan tubuh yang lain, yang juga membuang sisa pembakaran. Darah juga berisi zat-zat makanan dan bahan kimia yang diperlukan oleh sel.
Jenis-Jenis Luka
Dikutip Contnt.id dari AloDokter.com, Meskipun memiliki prinsip dasar yang sama, langkah-langkah perawatan luka dapat berbeda, tergantung pada jenis lukanya. Berikut ini adalah jenis-jenis luka yang umum ditemui, berikut penjelasannya:
1. Luka koyak atau avulsi
Avulsi adalah robeknya sebagian atau seluruh kulit dan jaringan di bawahnya. Luka robek ini bisa terjadi karena tembakan, ledakan, kecelakaan berat, atau perkelahian. Darah yang keluar akibat luka jenis ini biasanya cepat dan banyak, sehingga perlu penanganan medis segera.
2. Luka tusuk
Luka tusuk disebabkan oleh benda tajam dan panjang, seperti pisau, jarum, atau paku. Meski umumnya tidak menyebabkan darah banyak keluar, luka jenis ini dapat menembus kulit hingga melukai organ dalam.
Selain itu, luka tusuk juga dapat menyebabkan tetanus. Jika Anda tertusuk benda yang kotor, misalnya paku berkarat, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan perawatan luka untuk mencegah infeksi, dan memberikan vaksinasi tetanus bila diperlukan.
3. Luka robek atau laserasi
Luka robek bisa berupa luka gores ringan, bisa juga berupa luka yang dalam dengan bentuk tidak teratur. Luka ini sering ditemukan pada kecelakaan saat berkendara atau kerja, misalnya akibat mesin. Kedaruratan penanganan luka ini, tergantung kepada berat-ringannya perdarahan dan bagian tubuh yang terkena.
4. Luka sayat atau insisi
Benda yang pipih dan tajam, seperti silet, pecahan kaca, pisau, atau bahkan kertas. Selain itu, luka sayat juga bisa disebakan oleh prosedur pembedahan. Sama seperti luka robek, kedaruratan penanganan luka ini tergantung kepada kondisi perdarahan dan lokasi luka.
5. Luka baret atau abrasi
Abrasi terjadi ketika kulit bergesekan atau menggores permukaan kasar atau keras, misalnya jalanan beraspal atau semen. Meski tidak menimbulkan banyak perdarahan, luka jenis ini perlu dibersihkan dengan baik untuk menghindari infeksi.
Salam