Home Ensiklopedi Apa Itu Hoarding Disorder? Mengenal Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

Apa Itu Hoarding Disorder? Mengenal Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

Ketika Menimbun Barang Menjadi Gangguan Mental

54
0
Apa Itu Hoarding Disorder

Pernahkah kamu merasa kesulitan membuang barang-barang, meskipun barang-barang itu sudah tidak terpakai? Atau mungkin kamu mengenal seseorang yang rumahnya penuh dengan tumpukan barang, sampai-sampai sulit untuk bergerak leluasa?

Kondisi ini bisa jadi merupakan tanda-tanda hoarding disorder, sebuah gangguan mental yang ditandai dengan kesulitan membuang barang dan kecenderungan untuk menimbun barang secara berlebihan.

Pendahuluan: Hoarding Disorder, Lebih dari Sekadar “Suka Menimbun”

Hoarding disorder bukan sekadar kebiasaan buruk atau gaya hidup yang unik. Ini adalah gangguan mental yang serius dan bisa berdampak signifikan pada kehidupan penderita.

Bayangin aja, rumah yang penuh sesak dengan barang bisa jadi sarang kuman dan bakteri, meningkatkan risiko kebakaran, dan menyebabkan konflik dengan keluarga atau tetangga.

Penderita hoarding disorder juga bisa mengalami kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari, seperti memasak, mandi, atau tidur, karena ruangan yang terlalu penuh.

Mengenal Hoarding Disorder: Definisi, Gejala, dan Kriteria Diagnosis

Hoarding disorder adalah gangguan mental yang ditandai dengan kesulitan membuang atau melepaskan barang-barang, terlepas dari nilai atau kegunaannya. Penderita hoarding disorder memiliki kebutuhan yang kuat untuk menyimpan barang dan mengalami kecemasan atau distres yang signifikan saat harus membuangnya.

Gejala Hoarding Disorder

Gejala hoarding disorder biasanya mulai muncul pada masa remaja atau dewasa awal dan semakin memburuk seiring berjalannya waktu. Beberapa gejala yang umum terjadi antara lain:

  • Kesulitan membuang barang: Penderita hoarding disorder merasa sangat sulit untuk membuang barang, bahkan barang yang sudah rusak, tidak berfungsi, atau tidak bernilai.
  • Penimbunan barang yang berlebihan: Penderita menimbun barang dalam jumlah yang sangat banyak, sehingga mengisi rumah atau ruangan lain secara berlebihan.
  • Kekacauan dan ketidakberesan: Tumpukan barang menyebabkan rumah atau ruangan lain menjadi kacau dan tidak teratur.
  • Distres emosional: Penderita mengalami kecemasan, depresi, atau distres emosional lainnya yang berhubungan dengan hoarding.
  • Gangguan fungsi sosial dan pekerjaan: Hoarding bisa menyebabkan gangguan dalam hubungan sosial, pekerjaan, atau aktivitas sehari-hari.

Kriteria Diagnosis

American Psychiatric Association (APA) – psychiatry.org, menetapkan kriteria diagnosis hoarding disorder dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) sebagai berikut:

  1. Kesulitan berkelanjutan dalam membuang atau melepaskan barang-barang, terlepas dari nilai aktualnya.
  2. Kesulitan ini disebabkan oleh kebutuhan yang dirasakan untuk menyimpan barang dan distres yang berhubungan dengan membuangnya.
  3. Penimbunan barang menyebabkan penumpukan barang yang mengacaukan ruang hidup dan mengganggu penggunaan ruangan tersebut sesuai dengan tujuannya.
  4. Hoarding menyebabkan distres atau gangguan yang signifikan secara klinis dalam sosial, pekerjaan, atau area penting lainnya dari fungsi.
  5. Hoarding tidak disebabkan oleh kondisi medis lain (misalnya, cedera otak, cerebrovascular disease).
  6. Hoarding tidak lebih baik dijelaskan oleh gejala gangguan mental lainnya (misalnya, obsessive-compulsive disorder, major depressive disorder, schizophrenia).

Penyebab Hoarding Disorder: Mengungkap Akar Permasalahan

Penyebab Hoarding Disorder
Penyebab Hoarding Disorder

Penyebab pasti hoarding disorder masih belum diketahui secara jelas. Namun, para ahli percaya bahwa ada beberapa faktor yang berkontribusi, antara lain:

Faktor Genetik

Penelitian menunjukkan bahwa hoarding disorder bisa diturunkan dalam keluarga.

Faktor Neurobiologis

Beberapa studi menunjukkan adanya perbedaan aktivitas otak pada penderita hoarding disorder dibandingkan dengan orang tanpa gangguan tersebut.

Faktor Psikologis

Beberapa faktor psikologis yang bisa memicu hoarding disorder antara lain:

  • Kepercayaan tentang barang: Penderita mungkin memiliki kepercayaan yang kuat tentang pentingnya barang atau ketakutan akan kehilangan sesuatu yang berharga.
  • Kesulitan mengambil keputusan: Penderita mungkin kesulitan mengambil keputusan tentang apa yang harus disimpan dan apa yang harus dibuang.
  • Perfeksionisme: Penderita mungkin memiliki standar yang sangat tinggi tentang bagaimana barang harus disimpan dan ditata.
  • Trauma atau kehilangan: Hoarding bisa jadi merupakan cara untuk menghadapi trauma atau kehilangan yang signifikan.

Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan, seperti kekurangan sumber daya atau hidup dalam lingkungan yang kacau, juga bisa berkontribusi pada perkembangan hoarding disorder.

Dampak Hoarding Disorder: Risiko dan Konsekuensi

Hoarding disorder bisa menimbulkan berbagai dampak negatif pada kehidupan penderita, baik secara fisik, psikologis, sosial, maupun finansial.

Risiko Kesehatan dan Keselamatan

  • Risiko kebakaran: Tumpukan barang yang berlebihan meningkatkan risiko kebakaran, terutama jika barang-barang tersebut mudah terbakar.
  • Risiko jatuh dan cedera: Tumpukan barang bisa membuat rumah menjadi berbahaya dan meningkatkan risiko jatuh dan cedera.
  • Kondisi sanitasi yang buruk: Tumpukan barang bisa menjadi sarang kuman dan bakteri, meningkatkan risiko penyakit.

Dampak Psikologis

  • Kecemasan dan depresi: Hoarding disorder seringkali disertai dengan kecemasan dan depresi.
  • Isolasi sosial: Penderita mungkin menarik diri dari interaksi sosial karena malu dengan kondisi rumah mereka.
  • Gangguan fungsi kognitif: Hoarding bisa mengganggu kemampuan berpikir, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah.

Dampak Sosial

  • Konflik dengan keluarga dan tetangga: Hoarding bisa menyebabkan konflik dengan keluarga atau tetangga yang terganggu dengan kondisi rumah penderita.
  • Kesulitan dalam hubungan sosial: Hoarding bisa mempersulit penderita untuk menjalin dan mempertahankan hubungan sosial.

Dampak Finansial

  • Pengeluaran yang berlebihan: Penderita mungkin mengeluarkan banyak uang untuk membeli barang yang tidak mereka butuhkan.
  • Kesulitan mengelola keuangan: Hoarding bisa mengganggu kemampuan penderita untuk mengelola keuangan secara efektif.

Penanganan Hoarding Disorder: Terapi dan Strategi Pengobatan

Penanganan Hoarding Disorder
Penanganan Hoarding Disorder

Hoarding disorder bisa ditangani dengan terapi dan pengobatan yang tepat. Tujuan penanganan adalah untuk membantu penderita mengurangi gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan mencegah kekambuhan.

Terapi Perilaku Kognitif (CBT)

erapi perilaku kognitif (CBT) adalah jenis terapi yang paling efektif untuk hoarding disorder. CBT membantu penderita mengidentifikasi dan mengubah pikiran dan perilaku negatif yang berhubungan dengan hoarding.

Beberapa teknik CBT yang digunakan dalam penanganan hoarding disorder antara lain:

  • Cognitive restructuring: Membantu penderita mengidentifikasi dan mengubah pikiran negatif tentang barang dan penimbunan.
  • Exposure and response prevention (ERP): Membantu penderita menghadapi kecemasan mereka dengan secara bertahap membuang barang dan menahan diri dari menimbun barang baru.
  • Skills training: Membantu penderita mengembangkan keterampilan organisasi, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah.

Terapi Keluarga

Terapi keluarga bisa membantu keluarga penderita hoarding disorder untuk memahami gangguan tersebut dan mengembangkan strategi untuk mendukung penderita.

Pengobatan

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat untuk mengurangi gejala hoarding disorder, seperti antidepresan atau obat anti-kecemasan.

Tips Membantu Orang dengan Hoarding Disorder

Jika kamu mengenal seseorang yang mengalami hoarding disorder, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk membantu mereka:

  • Bersikap pengertian dan empati: Ingatlah bahwa hoarding disorder adalah gangguan mental yang serius dan penderita membutuhkan dukungan dan pengertian kamu.
  • Jangan menghakimi atau memaksa: Memaksa penderita untuk membuang barang tanpa persetujuan mereka bisa memperburuk kondisi mereka.
  • Bantu mencari bantuan profesional: Dorong penderita untuk mencari bantuan dari psikolog atau psikiater yang berpengalaman dalam menangani hoarding disorder.
  • Tawarkan dukungan praktis: Kamu bisa membantu penderita dengan menemani mereka ke terapi, membantu mereka menata rumah, atau sekadar mendengarkan keluh kesah mereka.
  • Jaga diri kamu sendiri: Membantu seseorang dengan hoarding disorder bisa jadi sangat melelahkan. Pastikan kamu juga menjaga kesehatan mental dan emosional kamu sendiri.

Penutup: Harapan dan Pemulihan bagi Penderita Hoarding Disorder

Hoarding disorder adalah gangguan mental yang serius, tapi bisa ditangani dengan baik. Dengan terapi dan pengobatan yang tepat, penderita bisa mengurangi gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan mencegah kekambuhan.

Penting untuk mengingat bahwa pemulihan dari hoarding disorder membutuhkan waktu dan usaha. Dengan kesabaran, ketekunan, dan dukungan yang tepat, penderita bisa mencapai hidup yang lebih sehat dan bahagia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here